Senin, 27 Januari 2014

PLIOMETRIK PADA ANAK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA



ANAK dan remaja perlu turut serta secara teratur dalam kegiatan fisik yang meningkatkan dan menjaga kesehatan kardiovaskular dan otot-rangkanya. Sementara anak laki dan perempuan telah didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan latihan aerobik dan pengembangan kekuatan, sejumlah anak dan remaja mengalami manfaat latihan plyometrik. Plyometrics menunjuk pada latihan yang menghubungkan kekuatan dengan kecepatan gerak untuk menghasilkan power dan pertama-tama dikenal sebagai “latihan melompat.” Jika sebelumnya latihan ini dipandang sebagai satu metode kondisioning yang dikhususkan untuk atlet dewasa, American College of Sports Medicine (ACSM) berpendapat bahwa plyometrik adalah latihan yang aman, bermanfaat dan menyenangkan bagi anak dan remaja jika programnya dirancang dan diawasi dengan baik. Latihan Plyometrik melatih tubuh melalui latihan tahanan yang dinamis. Tipe latihan ini secara khusus mengandung unsur jingkatan dan lompatan yang memaksa siklus perpanjangan dan perpendekan otot untuk meningkatkan power otot. Latihan Plyometric diawali dengan regangan cepat dari otot (fase eccentric) dan diikuti oleh pemendekan yang cepat pada otot yang sama (fase concentric). Dengan latihan plyometric, sistem syaraf dikondisikan untuk bereaksi secara cepat pada siklus pemanjangan-pemendekan otot.
Tipe latihan demikian meningkatkan kemampuan anak untuk meningkatkan kecepatan gerak dan memperbaiki penghasilan power. Keikursertaan teratur dalam program latihan plyometric dapat juga membantu menguatkan tulang dan memudahkan pengendalian berat badan. Lebih jauh, latihanplyometric yang dilakukan selama musim pra-kejuaraan dapat menurunkan resiko cedera olahraga. Ini terutama bermanfaat untuk atlet putri remaja yang nampaknya meningkat resikonya pada cedera lutut dibandingkan dengan atlet mutra. Banyak jenis latihan plyometric, mulai dari yang intensitasnya rendah seperti lompatan dua kaki hingga latihan yang berintensitas tinggi seperti depth jump (melompat dari ketinggian, kemudian langsung memantul lagi ke depan). Meskipun yang terakhir ini sering dikhususkan untuk atlet dewasa, permainan atau aktivitas anak seperti sondah, lompat tali, atau jumping jack dapat juga dikelompokkan sebagai plyometrik sebab setiap kali kedua kaki kontak dengan tanah, otot-otot qudricept (paha depan) tunduk pada siklus perpanjangan-pemendekan. Senyatanya, plyometrics merupakan bagian alamiah dari umumnya gerakan, seperti dapat dibuktikan oleh lompatan, jingkatan, dan skipping yang sering terlihat dilakukan oleh anak-anak.
Dengan pengajaran oleh pelatih yang berkualifikasi dan diseuaikan dengan usia anak, latihan plyometric dapat menjadi metode kondisioning yang aman, efektif dan menyenangkan untuk anak dan remaja. Akan tetapi ada potensi cedera yang akan terjadi jika intensitas dan volume dari program latihannya melebihi kemampuan peserta. Anak dan remaja harus mengembangkan garis batas kekuatan yang memadai dahulu sebelum terlibat dalam program latihan plyometrik, atau mereka benar-benar memulainya dengan intensitas yang rendah dan merambat maju ke intensitas yang lebih tinggi setiap kali.
Meskipun percobaan klinis tambahan diperlukan untuk menentukan program latihan plyometrik yang paling efektif untuk anak dan remaja, memulai dengan satu hingga tiga set dari enam hingga 10 kali pelaksanaan pada salah satu latihan tubuh atas (misalnya chest pass medicine ball seberat 1 kilogram) dan satu latihan untuk tubuh bagian bawah (misalnya hop dua kaki) dua kali seminggu pada hari yang tidak berurutan dipandang masuk akal. Jika set yang lebih banyak dilakukan, peserta harus dilengkapi dengan istirahat dan pemulihan yang mencukupi di antara set (misalnya, 2 hingga 4 menit) untuk mengumpulkan kembali energi yang
diperlukan untuk melakukan seri berikutnya dengan intensitas yang sama. Tidak seperti latihan kekuatan tradisional, latihan plyometric dilakukan secara cepat dan eksplosif. Latihan plyometric dapat diperkenalkan ke dalam periode pemanasan atau disatukan ke dalam kegiatan permainan beregu.
Bergantung pada kebutuhan dan tujuan individual, program latihan plyometric dapat berlanjut untuk memasukkan banyak lompatan, hop satu kaki dan lemparan menggunakan bola medicin ringan. Memodifikasi program setiap waktu akan membantu mengoptimalkan kemajuan dan mencegah overtraining. Anak dan remaja harus diberi infromasi khusus tentang teknik latihan yang tepat, tingkat kemajuan dan prosedur latihan yang aman (misalnya, pemanasan dan pendinginan). Juga, anak dan remaja harus memakai sepatu olahraga yang menunjang dan latihan plyometriik harus dilakukan di permukaan yang lembut dan berlapisan aman. Plyometrik bukan ditujukan sebagai program latihan tersendiri tetapi harus dipadukan ke dalam program kondisioning keseluruhan yang dirancang baik yang juga memasukkan latihan kekuatan, aerobik, kelentukan, dan kelincahan.
Latihan plyometrik tidak hanya membuat anak dan remaja bisa bergerak lebih cepat dan kuat; tipe latihan ini dapat menawarkan manfaat kesehatan yang teramati bagi anak-anak usia muda. Pendapat yang menegaskan bahwa plyometrik tidak tepat bagi anak dan remaja tidak konsisten dengan kebutuhan anak dan remaja atau kemampuan fisiknya. Latihan plyometric merupakan metode kondisioning yang aman, bermanfaat dan menyenangkan untuk anak dan remaja jika petunjuk yang berkaitan dengan kepatutan usia diikuti, pengajaran yang baik disediakan, dan perhatian terhadap kebutuhan individual diperhatikan. Adapun pengertian latihan pliometrik adalah Plyometric berasal dari kata “plyethyein” (Yunani) yang berarti untuk meningkatkan, atau dapat pula diartikan dari kata “plio” dan “metric” yang artinya more and measure, respectively yang artinya penguluran (Radcliffe and Farentinos, 1985: 3). Plyometric merupakan suatu metode untuk mengembangkan explosive power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi sebagian atlet (Radcliffe and Farentinos, 1985: 1). Latihan plyometric akan menghasilkan pergerakan otot isometrik dan menyebabkan refleks regangan dalam otot. Latihan plyometric dilakukan serangkaian latihan power yang didesain secara khusus untuk membantu otot mencapai tingkat potensial maksimalnya dalam waktu yang sesingkat mungkin. Plyometric adalah latihan yang tepat bagi orang-orang yang dikondisikan dan dikhususkan untuk menjadi atlet dalam meningkatkan dan mengembangkan loncatan, kecepatan, dan kekuatan maksimal. Chu (1992) menjelaskan bahwa plyometric adalah suatu metode latihan yang menitikberatkan gerakan-gerakan dengan kecepatan tinggi, plyometric melatih untuk mengaplikasikan kecepatan pada kekuatan.
Bentuk latihan pliometrik berupa single-leg tuck jump, double-leg tuck jump, squat jump, box jump, frog Jump, depth jump, split jump, side jump, single leg stride jump, stride jump crossover, knee-tuck jump, adalah bentuk latihan pliometrik yang bertujuan meningkatkan atau mengembangkan kekuatan pada otot tungkai.
Prinsip latihan plyometrics menurut Kardjono (2000:42-43) adalah :
1.      Makin cepat dan makin jauh otot diregangkan (misalnya waktu jongkok, makin besar energi konsentrik (concentric force) yang dihasilkan usai peregangan tersebut. Maka hasilnya ialah gerakan yang lebih kuat (forceful) untuk mengatasi beban (inertia dari obyek), baik beban itu tubtuh kita sendiri maupun beban eksternal obyek, baik beban itu tubuh kita sendiri maupun beban eksternal (tolak peluru, mengangkat beban, mem-blok zandzak dan dsb).
2.      Gerakan setelah tahap pra-regang harus dilakukan secara eksplosif, serta sesegera dan semulus mungkin.
3.       Kekerapan (rate) dan tingginya melakukan lompatan lebih penting dari pada jauhnya lompatan.
4.      Gerakannya (lompatan, tolakan, dorongan, pukulan, dll.) harus dilakukan secara maksimal. Kalau tidak, atau dilakukan setengah-setengah saja, tidak akan ada manfaatnya untuk perkembangan power. Pada permulaan latihan lompat ke atas, sudut tungkai sebaiknya jangan kurang dari 45 derajat dahulu.
5.      Bila menggunakan bangku untuk dilompat, mulailah dengan bangku yang tingginya tidak lebih dari 30cm. kalau otot sudah semakin kuat, tingkatan ketinggiannya secara progresif sampai kira-kira 80cm. jadi prinsip overload (dengan system wavelike atau system tangga) (Harsono: 1988) berlaku pula dalam latihan plyometric.
6.      Intensitas latihan harus pula diterapkan untuk menjamin perkembangan power yang semakin baik (misalnya dengan membawa/menggunakan beban pada waktu melompat, melempar, mendorong dsb).
7.      Permukaan (surface) untuk melompat sebaiknya yang empuk (rumput, matras dari karet), atau memakai "heel cups". Tujuannya ialah guna melindungi anggota-anggota badan bagian bawah dari kemunginan cedera.
8.      Elastisitas otot-otot penting untuk menghasilkan "potensial elastic energy". Contoh potensi energi yang elastis : pada waktu kita menarik karet, maka akan timbul potensi energi pada karet itu untuk cepat kembali ke panjang karet sebelum ditarik.
9.       Sesuai dengan sistem energi yang digunakan, tujuan latihan plyometric bukanlah untuk melatih kapasitas aerobic. Latihan plyometric adalah murni latihan anaerobic yang menggunakan system energi keratin fosfat (Chu:1992). Karena itu, istirahat antara setiap set (misalnya 5 set X 10 repetisi), jangan terlampau singkat. Sebab kalau istirahatnya kurang penuh, kualitas gerakan dan daya eksplosifnya akan berkurang.

Adapun mengenai prinsip dalam latihan pliometrik frog jump, Gerakan meloncat, menolak harus dilakukan secara maksimal dengan memperhatikan sikap awalan loncatan, gerakan melayang dan mendarat.
1.      Permukaan untuk meloncat harus diperhatikan dengan dibagian yang empuk seperti rumput, matras atau karet guna melindungi anggota tubuh dari kemungkinan terjadinya cedera.
2.      Memperhatikan sikap awal dengan tubuh rileks, kepala tegak dengan diimbangi gerakan kaki, lutut sedikit ditekuk dan kaki hampir rapat.
3.      Gerakan yang dilakukan setelah mendarat harus eksplosif sesegera mungkin melakukan gerakan lagi.
4.      Pembebanan yang diberikan disesuaikan dengan penambahan beban secara meningkat dari program latihan.

Latihan pliomek frog jump sering dipergunakan karena kesesuaian loncatan mirip dengan frog atau katak, dalam arti mirip dengan hewan, jadi dalam proses latihan ada variasi mengenai berbagai macam hal lain sebagi unsur penyemangat, khususnya anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar