Minggu, 16 Maret 2014

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA


JURNAL

IMPLMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Siswa SSB Viking Soccer School KU-12)

DENI HARYADI
NIDA’UL HIDAYAH, M.Si, (PEMBIMBING I)
MUHAMMAD TAFAQUR, M.Pd, (PEMBINGBING II)

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
haryadideni.blogspot.com

ABTRAK
Penelitian ini berdasarkan pada pemikiran bahwa untuk meningkatkan dribbling pada permainan sepkbola dapat menggunakan latihan pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Lantaran hal ini terlihat ketika atlet bermain ditemukan atlet yang belum bisa melakukan dribbling dengan baik dan benar. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memberikan gambaran pengaruh implementasi pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap peningkatan keterampilan dribbling. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan variabel bebas (X1) latihan pendekatan taktis, variabel bebas (X2) latihan pendekatan teknis dan variabel terikatnya (Y) adalah keterampilan dribbling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SSB Viking Soccer School KU-12 sebanyak 20 orang. Sampel dibagi ke dalam dua kelompok yang terdiri dari 10 orang tiap kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan berupa latihan pendekatan taktis dan kelompok 2 diberi perlakuan berupa latihan pendekatan teknis.

1. PENDAHULUAN
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di muka bumi ini. Sepakbola dimainkan oleh berjuta-juta manusia, baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda, orang tinggi atau orang pendek. Dapat dikatakan tidak ada satu negara yang rakyatnya tidak tahu akan permainan sepakbola. Hampir semua orang bisa bermain sepakbola, karena sepakbola adalah sebuah cabang olahraga yang sederhana dan menyenangkan untuk dimainkan.
Menggiring bola adalah salah satu keterampilan individu yang penting. Menggiring bola sangat erat hubungannya dengan penguasaan bola dilapangan, karena bola harus selalu berada dalam penguasaan kita. Menggiring bola harus mampu dilakukan baik tanpa lawan maupun melewati lawan dengan berbagai teknik penguasaan bola. Kita masih ingat bagaimana Maradona menggiring bola dari tengah lapangan sektor pertahaanan kanan dengan menaklukan 6 pemain tengah dan penjaga gawang dan berhasil menciptakan gol ke gawang Inggris dalam pertandingan Piala Dunia Mexico tahun 1986. Maradona telah
membuktikan bahwa menggiring bola sangat penting dikuasai oleh setiap pemain sepakbola.
Untuk melatih teknik dribbing banyak metode yang bisa digunakan diantaranya, pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Pendekatan taktis sendiri dimana pemain berlatih dribbling dengan bentuk permainan sesuai situasi permainan sepakbola. Sedangkan pendekatan teknis atlet dilatih dribbling secara bertahap dari mulai gerakan yang termudah sampai yang tersulit dan dilakukan secara berulang-ulang. Seharusnya kedua pendekatan tersebut bisa dimaksimalkan para pelatih untuk memperbaiki teknik dribbling akan tetapi fakta dilapangan para pelatih kurang memahami tentang kedua bentuk pendekatan tersebut sehingga salah dalam penerapannya. Diharapkan dari hasil penelitian ini bisa mengetahui implementasi antara pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola, terutama pada anak-anak usia dini.
Metode latihan pendekatan taktis dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif dapat menghasilkan rasa senang, eduktif, menarik atau menantang, dan dapat membina kesehatan dan rasa percaya diri. Melalui pendekatan taktis, siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktik, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan. Keith E.J. Morris (2013 - iv) mengatakan bahwa:
kami menyadari bahwa olahraga untuk anak-anak harus dilakukan secara menyenangkan. Anak-anak senang bermain, dan jika mereka terlibat dalam aktivitas yang menghibur, ini akan membuat mereka dalam hal berikut ini : 1). Menjaga mereka tetap fokus konsentrasi. 2). Membantu membentuk perilaku positif terhadap aktivitas fisik. 3).Membuat mereka lebih aktif.
Adapun menurut Subroto tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran cabang olahraga permainan adalah : untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan (2010:5). Maksud dari pernyataan di atas jadi siswa atau
atlet dapat memecahkan setiap masalah yang ada pada saat pertandingan/permainan, sehingga atlet/siswa bisa memutuskan sesuatu dalam keadaan tertekan sehingga menjadi terbiasa. Jadi dengan terbiasanya altet dalam situasi permainan sesungguhnya disetiap latihannya maka akan terbawa dalam pertandingan juga, sehingga atlet akan menjadi terbiasa melakukannya tanpa harus diperintahkan. Ketika membuat suatu program latihan pelatih harus mengidentifikasi permasalahan teknis permainan terlebih dahulu. Pelatih harus menyusun kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan memilih masalah taktis yang relevan untuk suatu cabang olahraga. Sucipto (2004:14) mengemukakan bahwa : “Sasaran dari pengajaran sepakbola melalui pendekatan taktis adalah meningkatkan penampilan bermain siswa dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar”.
Yang dimaksud dengan kesadaran taktis adalah kemampuan mengidentifikasi masalah-masalah taktis yang muncul pada saat bermain, dan menanggulanginya melalui pemilihan respon yang tepat. Respon tersebut bisa terbentuk keterampilan yang menggunakan bola seperti mengoper atau menembak, dan keterampilan yang tidak menggunakan bola seperti supporting (mendukung) dan covering (melindungi). Sebagai contoh, masalah yang bersifat taktis dalam permainan sepakbola adalah mempertahankan pengusaaan bola pada detik-detik terakhir menjelang usainya permainan dimana tim berbeda dalam posisi unggul dari lawan. Untuk mengatasi permasalahan ini, para pemain memilih dan melakukan jenis dribbling yang sesuai dengan situasi permainan, mengontrol bola yang dimainkan, dan mendukung atau melindungi teman se-tim yang membutuhkan bantuan.. Toto Subroto (2010:14) untuk mengilustrasikan proses pendekatan ini, kita membaginya ke dalam tiga tahapan seperti pada gambar dibawa ini :
1. Bentuk Permainan
2. Kesadaran taktik
( apa yang dilakukan )
3. pelaksanaan keterampilan
(bagaimana melakukan)
Gambar 1. Pendekatan taktis untuk mengajar permainan
Supaya tujuan dalam bermain bola tercapai maka diperlukan penguasan teknik dasar yang benar terlebih dulu, pengertian teknik yaitu cara untuk mencapai tujuan. Dalam cabang olahraga teknik yang dimaksud adalah gerakan-gerakan yang diperlukan agar mampu melakukan permainan cabang olahraga yang ditekuni oleh atlet. Menurut Griffin, Oslin, & Mitchell, 1997 dan Merzler (Yunyun, 2010:2) menjelaskan bahwa : ‘metode pendekatan teknis yaitu model pembelajaran keterampilan yang lebih menekankan kepada penguasaan teknik dasar terlebih dahulu sebelum kepada teknik pola-pola bermain’. Kemudian seperti yang di sampaikan oleh Toto (2001:6) mengemukakan bahwa : “pendekatan tradisional untuk mengajarkan permainan menekankan pada penguasaan keterampilan teknik dasar”. Metode latihan melaluli pendekatan teknis sama juga dengan pendekatan tradisional menurut Griffin, Olsen dan Mitchell (Yunyun, 2010:2) menyatakan bahwa : ‘pendekatan teknis cenderung kepada pendekatan tradisional dalam mengajar/melatih, bahkan tidak meningkatkan kemampuan dalam bermain’. Lebih lanjut, misalnya sudrajat (1991 : 24) menjelaskan bahwa : “teknik dasar adalah merupakan keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat berpestasi tinggi”. Luxbacher (1987) yang dikutip Wibawa (1997 : 11) bahwa : “teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari permainan, dan dengan modal tersebut seseorang dapat bermain dengan baik atau berlatih secara terarah”.
Berdasarkan pernyataan di atas bawa teknik ialah pola gerak yang menjadi ciri dasar dalam suatu olahraga, dan perlu dilatih terus menerus seperti di ungkapkan oleh Harsono (1988:100) latihan teknik adalah “latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet”. Adapuna Santosa (2005) yang dikutip Satriya dkk (2010:52) menjelaskan bahwa : ‘tujuan latihan teknik yaitu untuk
mampu melakukan gerakan-gerakan keterampilan suatu cabang olahraga dari mulai gerak keterampilan yang paling sulit, termasuk gerak tipu yang menjadi ciri cabang olaraga tersebut’.
Berhubungan dengan pendekatan teknis, dalam keterampilan teknik dasar dribbling permainan sepakbola tentunya akan sangat membantu diri atlet dalam kemahiran menguasai teknik dasar, akan tetapi jika melihat fakta dilapangan mengenai sarana dan prasarana yang menunjang proses latihan disekolah-sekolah sepakbola (SSB) masih sangat terbatas. Sehingga akan terjadi berkurangnya aktivitas gerak yang tidak merata. Contohnya atlet antri dalam menunggu giliran melakukan tugas dribbling dikarenakan keterbatasan bola. Tentunya ini sangat bertolak belakang dengan tujuan latihan pada anak usia dini yang mengharuskan lebih banyak mengusai bola dalam setiap latihan. Berdaskan uraian di atas dapat disimpilkan pendekatan teknis merupakan pendekatan yang menitik beratkan kepada penguasan teknik dasar yang baik, karena dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan dan berulang-ulang. Menurut Forres, Webb, dan Person (Yunyun, 2010:2) menggambarkan bahwa pendekatan tradisonal atau pendekatan teknik formatnya adalah (1) pemanasan, (2) pengembangan keterampilan, (3) modifikasi permainan, (4) bermain. Jadi pada intinya melalui latihan dengan pengulangan-pengulangan yang bertahap dapat meningkatkan penguasan atlet pada keterampilan teknik dasar dribbling dalam permainan seakbola. Seperti pendapat Yunyun (2010:3) mengemukakan bahwa : “keterampilan teknik seorang dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang dilakukan siswa secara sistematis, terencana dan mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan”. Tahapan latihan dribbling pendekatan teknis. Lakukan dribbling secara lurus dengan pelan, perhatian utama adalah terhadap penguasaan bola, apabila bola sudah benar-benar terkuasai, ambah tingkat kecepatan, kemudian untuk variasi lakukan dribbling dengan berkelok-kelok, menggunakan rintangan pasif dan rintangan aktif. Dribbling dibagi menjadi 3 yaitu : Dribbling dengan sisi kaki bagian dalam, dribbling dengan sisi kaki bagian luar, dribbling menggunakan kura-kura kaki.
Kekurang dan kelebihan dari kedua pendekatan tersebut diantanya : kelebihan latihan dribbling dengan pendekatan taktis ialah :
1. Siswa/atlet akan lebih antusias dalam mengikuti latihan dikarenakan pendekatan ini cenderung mengedepankan bentuk-bentuk permainan sehingga atlet tidak akan mudah jenuh.
2. Meningkatkan pemahaman atlet dalam permainan sesungguhnya jadi atlet dilatih dribbling sesuai dengan kondisi permainan yang sesungguhnya.
Sedangkang kekurangan latihan dribbling dengan pendekatan taktis ialah :
1. Atlet kurang memahami tahapan-tahapan gerak dasar dalam melakukan dribbling.
Kelebihan latihan dengan pendekatan teknis diantaranya :
1. Siswa/atlet memahami cara dribbling yang baik karena dengan pendekatan teknis atlet dilatih secara bertahap dari mulai perkenaan kaki ke bola, sampai posisi badan saat melakukan dribbling.
2. Atlet diberikan gerakan-gerakan secara bertahap dari mulai yang termudah sampai yang tersulit.
Ada juga kekurangan latihan dengan pendekatan teknis diantanya :
1. Atlet cenderung mengalami kejenuhan saat berlatih dikarenakan latihan cenderung monoton atau dilakukan secara berulang-ulang.
Secara otomatis kedua metode latihan tersebut sangat berpengaruh akan tetapi keduanya mempunyai perbedaan pengaruh dikarenakan kedua metode tersebut terdapat perbedaan dalam tahapan-tahapan melatih. Hal yang harus diperhatikan dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar, karena dengan teknik dasar yang baik maka akan berpengaruh bagus terhadap cara bermain sepakbola. Oleh karena itu untuk memuluskan teknik tersebut dibutuhkan pendekatan-pedekatan dalam pelatihannya sehingga meningkatkan ketermapilan dribbling dalam permaianan sepakbola.

2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode exsperimen. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan
(treatment) atau latihan tertentu pada setiap sempel. Populasi yang penulis pakai yaitu siswa Viking Soccer School KU-12 dengan teknik sampel yang digunakan ialah sampling jenuh karena populasi kurang dari 30 orang. Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas ke-1 (X1) Latihan dengan pendekatan Taktis
2. Variabel bebas ke-2 (X2) Latihan dengan pendekatan Teknis
3. Variabel Terikat (Y1) Peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola.

3. HASIL DATA
Hasil Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Selisih Tes dribbling pendekatan taktis rata-rata tes awal 26,803 tes akhir 25,621 peningktan rata-rata 1,182 sedangkan simpangan baku tes awal 1,502 tes akhir 1,997 dan beda 0,704. Sedangkan pendekatan teknis rata-rata tes awal 26,909 tes akkhir 24,375 peningkatan rata-rata 2,534 sedangkan simpangan baku tes awal 1,457 tes akhir 2,009 dan beda 0,845.
Uji normalitas hasil penghitungan (tes awal) kelompok yang menggunakan pendekatan taktis menunjukan angka mutlak terbesar Lo = 0,1389 Sedangkan angka L tabel dengan n = 10, sebesar = 0,258 pada taraf signifikan 0,05. Oleh karena Lo (0,1389) < Lt (0,258), maka Ho diterima dan kesimpulannya populasi berdistribusi NORMAL. Dan berdasarkan hasil penghitungan (tes akhir) kelompok yang menggunakan pendekatan taktis menunjukan angka mutlak terbesar Lo = 0,1148 Sedangkan angka L tabel dengan n = 10, sebesar = 0,258 pada taraf signifikan 0,05. Oleh karena Lo (0,1148) < Lt (0,258), maka Ho diterima dan kesimpulannya populasi berdistribusi NORMAL.
Sedangkan hasil penghitungan (tes awal) kelompok yang menggunakan pendekatan teknis hasil penghitungan menunjukan angka mutlak terbesar Lo = 0,0985 Sedangkan harga L tabel dengan n = 10, sebesar = 0,258 pada taraf signifikan 0,05. Oleh karena Lo (0,0985) < Lt (0,271), maka Ho diterima dan kesimpulannya populasi berdistribusi NORMAL. Dan berdasarkan hasil penghitungan (tes akhir) kelompok yang menggunakan pendekatan teknis
menunjukan angka mutlak terbesar Lo = 0,1438. Sedangkan angka L tabel dengan n = 10, sebesar = 0,258 pada taraf signifikan 0,05. Oleh karena Lo (0,1438) < Lt (0,258), maka Ho diterima dan kesimpulannya populasi berdistribusi NORMAL.
Diketahui bahwa hasil F hitung untuk tes awal adalah 1,06 dan tes akhir adalah 1,01 serta peningkatan prestasi kedua kelompok adalah 1,43 lebih kecil dari F tabel 3.18 dengan dk = (9,9) pada taraf signifikan α = 0,05. Kesimpulannya dari hasil pengujian kesamaan dua variansi adalah kedua kelompok sampel HOMOGEN. Penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t.
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung kelompok yang menggunakan pendekatan taktis = 2, 98 yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α= 0,05 dengan dk (n1 – 1) = 9, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2.26. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika t < t1-½α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak. Kesimpulannya adalah latihan dribbling menggunakan pendekatan taktis memberikan peningkatan yang signifikan terhadap hasil keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola. Sedangkan dari hasil pengujian kedua diperoleh t hitung kelompok yang menggunakan pendekatan teknis = 3,16 yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α= 0,05 dengan dk (n1 – 1) = 9, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,26. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika t < t1-½α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak. Kesimpulannya adalah latihan dribbling menggunakan pendekatan teknis memberikan peningkatan yang signifikan terhadap hasil keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola.
Menguji perbedaan pengaruh hasil latihan kedua kelompok sampel menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung = 3,95 yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1+ n2 - 2) = 18, harga t (0.95) dari daftar distribusi t diperoleh 1,73. Kriteria pengujian adalah,
tolak Ho jika t > t1–α. Maka t hitung berada pada daerah penolakan, jadi Ho ditolak. Kesimpulannya adalah kelompok yang menggunakan pendekatan teknis menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok yang menggunakan pendekatan taktis terhadap keterampilan dribbling pada permainan sepakbola. Selain itu, dengan melihat perbedaan rata-rata antara kelompok latihan yang menggunakan pendekatan teknis dimana pada tes awal rata-ratanya adalah 26,909 dan rata-rata tes akhirnya 24,375, maka terjadi peningkatan rata-ratanya sebesar 2,534. Sedangkan kelompok latihan yang menggunakan pendekatan taktis rata-rata tes awalnya adalah 26,803dan tes akhirnya 25,621, maka terjadi peningkatan rata-ratanya sebesar 1,182. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan teknis lebih efektif dibandingkan dengan Pendekatan Taktis terhadap peningkatan keterampilan dribbling pada permainan sepakbola.

4. KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukakan mengenai implementasi pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola.
2. Implementasi pendekatan teknis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola.
3. Implementasi melalui pendekatan teknis memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada Implementasi melalui pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola sepakbola.

4.2 REKOMENDASI
1. Untuk pihak yang terlibat dalam pembinaan usia muda khusnya lembaga atau pengurus SSB Viking Soccer School, untuk mengimplementasikan pendekatan teknis dalam meningkatkan kemampuan dribbling atlet.
2. Para pelatih olahraga sepakbola dapat mengimplementasikan pendekatan taktis dan pendekatan teknis untuk meningkatkan keterampilan dribbling. Dari kedua bentuk tersebut, penulis menyarankan bagi para pelatih ketika melatih atlet usia dini hendaknya menggunakan pendekatan teknis, karena peningkatannya lebih baik dari pada pendekatan taktis untuk meningkatkan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola.
3. Sebaiknya bagi para mahasiswa yang akan meneliti kembali tentang implementasi pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola, sebaiknya meneliti tentang kedua pendekatan tersebut terhadap peningkatan dribbling dalam pertandingan.

PUSTAKA
Batty,Eric, (2011). Latihan Metode Baru Sepakbola Serangan. Bandung : Pionir jaya.
Charles, Tony, (2012). 101 Sesi Latihan Sepak Bola Untuk Pemain Muda. Jakarta barat: PT. Indeks.
Dowson, Anthony, dan Morris, Keity, (2013). Bermain dan Berolahraga. Bandung: Pakar Karya.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta : C.V. Tambak Kusuma.
Harsono, (2000). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Koger, Robert, (2007). latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Klaten : Saka Mitra.
Metzeler, Mitchel W, (1952). Instructional Models for Physical Education. : USA
Mielke, Danny, (2003). Dasar –Dasar Sepak Bola. Jakarta: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.
Nurhasan, dan Hasanudin,dudung, (2007). Modul tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : UPI.
Nurhasan, Dkk, (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Salim, Agus, (2008). Buku Pintar Sepakbola. Bandung : Nuansa.
Sajoto, (1988). Peningkatan Dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam olahraga. Semarang : Dahara Prize.
Satriya, Dkk, (2010). Metodelogi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Scheunemann, Timo, (2008). Dasar Sepakbola Modern. Malang: Dioma
Scheunemann, Timo, (2008). 14 Ciri Sepakbola Modern. Malang : Dioma
Subroto, Toto, (2010). Didaktik Metode Pembelajaran Olahraga Permainan Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sucipto, (2000). Sepakbola. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sucipto, (2004). Pembelajaran sepakbola. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, (1992). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Universitas Pendidikan Indonesia, (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI .Bandung.
Usli, Lingling, Dkk, (2008). Modul Pelatihan Cabang Olahraga Sepabola. Bandung: Unoversitas Pendidikan Indonesia.
Yudiana, Yunyun, (2010). Impelmentasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis untuk Pembelajaran Permainan Bola Basket. Bandung : Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Zafar,S,D, (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2009
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar