Sepakbola
merupakan
olahraga yang paling banyak diminati oleh berbagai kalangan. Perkembangan pun
sudah sangat pesat, bahkan dari detik ke detik pun terjadi. Sepakbola telah
menyita perhatian masyarakat dunia. Fenomena ini mencapai puncaknya ketika
setiap akhir pekan jutaan warga terlibat didalamnya. Peran yang diambil pun
beragam. Mulai menjadi pemain, pelatih, pengurus, suporter atau hanya sekedar
simpatisan. Seperti halnya magnet yang mempunyai daya tarik kuat sehingga
sepakbola telah menjadi permainan dunia.
Kondisi sosiologis ini tentunya berpengaruh banyak pada
proses pembinaan pemain dari sejak usia muda hingga ke top level atau mahir.
Layaknya pabrik pembinaan usia muda kini perlu dikelola secara lebih terencana
dan sistematis. Sehingga secara presisi menghasilkan pemain sesuai dengan
tuntutan sepakbola modern.
Dalam hal pembinaan usia muda disini sangatlah didukung
oleh berbagai unsur yang terkait baik dari orang tua, sekolah ataupun lembaga
pengayom sepakbola dalam hal ini PSSI. Terutama PSSI dan para pembina sepakbola
usia muda perlu menyesuaikan metode, sistem dan kurilkulum latihan
disekolah-sekolah sepakbolanya agar berjalan dengan perkembangan sepakbola
modern.
Dalam proses pembinaanya tidak terlepas dari berbagai
kendala atau problema yang sering muncul terutama di indonesia. Problema
dilapangan tersebut adalah: 1). sedikitnya
ruang olahraga publik( jumlah fasilitas olahraga umum yang minim); 2). Padatnya
jam kegiatan belajar; 3). Buruknya kurikulum olahraga disekolah; 4). Minimnya
kompetisi usia muda berkualitas.
Berbagai problema pembinaan sepakbola usia muda diatas
berujung pada satu permasalahan yang sangat rumit. Yakni siswa buruk dalam
kemampuan khasanah gerak atletik dasar para calon pesepakbola. Dengan ketiadaan
ruang, sedikitnya jam bersekolah kemampuan gerak sepakbola kurang terasah.
Solusi yang paling mendekati dalam pembinaan sepakbola
usia muda yaitu dengan memainkan sepakbola jalanan. Karena sepakbola jalanan
sangatlah efektif dalam membentuk sepakbola tangguh. Dengan sepakbola jalanan
jumlah pemain sedikit dan area lapangan kecil, pemain lebih banyak bersentuhan
dengan bola. Tidak itu juga pemain dapat berpartisipasi dengan yang lain karena
menunggu gilirann untuk bermain.
Yang tidak kalah penting adalah keberadaan SSB yang harus
mengambil peran dalam pembinaan usia muda, hal ini terjadi karena SSB kini
praktis menjadi satu-satunya tempat bagi anak-anak dan remaja yang ingin
belajar sepakbola. Satu hal yang utama adalah menyediakan latihan usia muda
yang berkualitas bagi anak-anak dan remaja yang terlibat di SSB.
Yang perlu di sajikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak
adalah, sebagai berikut: 1). Latihan
berkualitas yang atraktif; 2). Organisasi turnamen yang fleksibel; 3). Format
turnamen yang inovatif; 4). Kegiatan rekreasional non sepakbola
Melihat berbagai
kenyataan diatas, SSB dengan segala keterbatasan yang ada perlu mengambil
peran. Sebab detak jantung pembinaan usia muda kini terletak pada SSB.
Oleh: Nurhasim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar